Pengembangan Pengalaman Belajar
PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar
adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pengalaman
merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh seseorang dalam
kehidupannya yang terjadi pada suatu waktu. Pengalaman belajar
merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh setiap
individu khususnya siswa dalam ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai
dengan metode ataupun strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing
pendidik. Setiap guru memiliki strategi mengajar yang berbeda dalam setiap mata
pelajaran sehingga hal ini dapat mengisi pangalaman belajar siswa. Misalnya
disuatu lembaga pendidikan terdapat tiga orang guru biologi, dimana ketika akan
membahas konsep respirasi ketiga guru ini sepakat untuk menggunakan starteginya
masing-masing. Guru pertama menggunakan metode ceramah, guru kedua menugaskan
kepada siswanya untuk membaca buku dan guru ketiga menggunakan metode demonstrasi.
Dari ketiga metode tersebut masisng-masing memiliki potensi dalam
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang
ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan siswa.Seorang guru
dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang profesional dalam
membelajarkan siswa-siswanya.
Pengalaman belajar erat
kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses. Makin aktif siswa secara
intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna pengalaman belajar
siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal itu berbeda
jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca.Ada ungkapan yang sering
dilontarkan dalam dunia pendidikan yaitu “Pengalaman adalah guru yang paling
baik” dimana melalui pengalaman yang nyata seseorang belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat
pengalaman belajar?
2. Apa saja pertimbangan-pertimbangan
menentukan pengalaman belajar?
3. Apa saja tahapan
pengembangan pengalaman belajar?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk megetahui apa saja
hakikat pengalaman belajar.
2.
Untuk mengetahui
pertimbangan-pertimbangan yang menentukan pengalaman belajar.
3.
Untuk mengetahui tahapan
pengembangan pengalaman belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Belajar
Menurut Suprijono (Muhammad Tobroni,
2012: 22), tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk mencapai dengan
tindakan instruksional yang dinamakan instructional
effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan,
tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional
disebut nurturunt effects. Bentuknya
berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima orang lain.
B.
Hakikat
Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar (learning
experiences) adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk
memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
1.
Pengalaman belajar Menurut Gagne
Menurut
Gagne (Wina Sanjaya, 2008: 160 ) ada delapan tipe pengalaman belajar dari
pengalaman belajar yang sederhana sampai pada pengalaman belajar yang kompleks.
Kedelapan tipe belajar itu ialah:
a.
Belajar signal
b.
Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan
c.
Pengalaman belajar membentuk rangkaian
d.
Belajar asosiasi verbal
e.
Belajar membedakan atau diskriminasi.
f.
Belajar konsep
g.
Belajar aturan atau hukum
Dari delapan tipe pengalaman tersebut, menurut Gagne
akan menghasilkan kemampuan-kemampuan. Selanjutnya Gagne mengidentifikasi lima jenis hasil belajar sebagai berikut:
a.
Belajar
keterampilan intelektual
b.
Belajar informasi verbal
c.
Balajar mengatur kegiatan intelektual
d.
Belajar sikap
e.
Belajar keterampilan motorik
2.
Pengalaman Belajar Menurut Piaget
Pengalaman menurut Piaget berlangsung
dalam diri setiap individu melalui proses konstruksi pengetahuan. Oleh sebab
itu teori belajar Piaget terkenal dengan teori konstruktivistik.
Belajar
menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses
mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil
pemberian dari orang lain seperti guru akan tetapi hasil dari proses
mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Piaget berpendapat
bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian
dinamakan skema.Skema terbentuk karena pengalaman.
Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui
proses asimilasi dan akomodasi. Beberapa ide umum
tentang pengalaman belajar :
1.
Keterlibatan dalam
pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap pembelajaran
2.
Suasana yang bebas dan
penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melakukan
tugas sekalipun mengundang risiko
3.
Pengaruh strategi yang
mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa aspek,
misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang lain.
Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan untuk
megendalikan atau menguasai aspek tersebut
4.
Beberapa teknis yang
disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide mengenai
bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional. Dalam hal
ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan sangat tergantung pada peserta
didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru lingkungan
5.
Terdapat banyak sekali
pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan melalui beberapa
model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal menyatukan pengaruh,
sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya.
B. Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan
Pengalaman Belajar
1.
Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai
Dalam sistem perencanaan dan desain
pembelajaran tujuan merupakan komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan
oleh seorang desainer pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan
siswa diarahkan untuk mencapai tujuan itu. Dilihat dari domainnya tujuan itu
terdiri atas tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.
Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman
belajar yang direncanakan dan didesain harus memerhatikan karakteristik materi
pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun pengemasannya.
3.
Ketersediaan sumber belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan
pelajaran, seorang desainer pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar
juga harus memerhatikan ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
4.
Pengalaman belajar harus sesuai dengan
karakteristik siswa
Kondisi dan karakteristik siswa
merupakan salah satu hal pertimbangan yang harus diperhatikan, baik menyangkut
minat dan bakat siswa, kecenderungan gaya belajar maupun kemampuan dasar yang
dimiliki siswa.
Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan manakala kita akan mengembangkan pengalaman belajar yaitu,
a.
Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Efektivitas
pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
b.
Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas
melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental.
c.
Individualitas
Mengajar
adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Oleh sebab itu pengalaman
belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d.
Integritas
Oleh karena itu merancang pengalaman
belajar siswa harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegritas.
Ada sejumlah prinsip khusus untuk
merancang pengalaman belajar yaitu:
a.
interaktif
b.
Inspiratif
c.
Menyenangkan
d.
Menantang
e.
Motivasi
C.
Tahapan
Pengembangan Pengalaman Belajar
Proses memberikan pengalaman belajar pada siswa, secara umum terdiri
atas tiga tahap, yakni tahap permulaan (prainstruksional),tahap pengajaran
(intruksional), dan tahap penilaian/tindak lanjut.
Ketiga tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melakasanakan
pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan maka pengalaman belajar
siswa tidak akan sempurna.
1. Tahap
Prainstruksional
Tahap
ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai proses belajar
dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa
seperti,
a.
Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat
siapa yang tidak hadir
b.
Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan
pelajaran sebelumnya
c.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau
siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya
d.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya
e.
Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu
secara singkat tapi mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Tujuan
ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan
yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan
pelajaran hari itu.
2. Tahap
Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau
tahap inti yakni tahapan memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap
instruksional akan sangat tergantung pada strategi pembelajaran yang akan
diterapkan.
Secara umum dapat didefinisikan
beberapa kegiatan yaitu:
a.
Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang
harus dicapai siswa
b.
Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari
itu
c.
Membahas pokok materi yang telah dituliskan
tadi
d.
Pada setiap pokok materi yang dibahas
sebaliknya diberikan conto-contoh konkret
e.
Penggunaan alat bantu pengajaran untuk
memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang sangat diperlukan
f. Menyimpulkan
hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua (Instruksional).
D. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Pengembangan
pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk membelajarkan siswa.
Dengan demikian maka, dalam desain pembelajaran siswa harus ditempatkan sebagai
faktor utama dengan kata lain dalam proses mendesain pembelajaran sebaiknya
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu setiap siswa harus
memiliki pengalaman belajar secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Hal
ini menunjukkan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas
siswa.
2.
Konsep dan tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan
dalam pembelajarn yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara seimbang.
Dari konsep tersebut ada dua hal yang
harus dipahami yaitu, Pertama dipandang
dari sisi proses pembelajaran PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara
optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental
termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi
hasil belajar PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara
kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotorik). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan
tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Dari konsep tersebut maka jelas bahwa
pendekatan PBAS berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak
berlangsung. Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses
menghafalkan informasi yang disajikan guru.
3.
Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Untuk memperoleh pengalaman belajar bagi
siswa, PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan,
berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan
lainnya.
Namun demikian salah satu hal yang dapat
kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar
PBAS yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari criteria penerapan
PBAS dalam proses pembelajaran.
D.
Guru dalam
Pengembangan Pengalaman Belajar
Dalam pengembangan pengalaman belajar guru tidak berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa
belajar. Oleh karena itu, pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif dan
inovatif sehingga mampu menyesuaikan dengan kegiatan mengajarnya dengan gaya
dan karakteristik belajar siswa. Untuk
itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:
1.
Mengemukakan berbagai alternatif tujuan
pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
2.
Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa
3.
Memberikan informasi tentang kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan
4.
Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya
5.
Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk
belajar, membimbing dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
6.
Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
F. Strategi
Dan Metode Pembelajaran
1.
Pengertian strategi dan metode pembelajaran
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan.Method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari
pengertian strategi pembelajaran yaitu, Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai
tujuan tertentu. Artinya dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan.Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang
jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh-nya dalam
implementasi suatu strategi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengalaman
belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertimbangan-pertimbangan yang menentukan pengalaman belajar adalah sebagai
berikut:
1.
Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai
2.
Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
3.
Ketersediaan sumber belajr
4.
Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik
siswa
Tahap-tahap dalam pengembangan belajar adalah sebagai berikut:
1.
Tahap prainstruksional
2.
Tahap instruksional
3.
Tahap penilaian dan tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Miftahul Huda, 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Ar-Ruzz Media.
Wina Sanjaya, 2008. Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Group.
http://olinlakoro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-pengalaman-belajar/. diunduh tanggal 4 April 2016 jam 15.34 wib.
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/pengembangan-pengalaman-belajar. html. diunduh tanggal 4 April 2016 jam 15.34 wib.
Comments
Post a comment